TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Kantor Tribun Pontianak kedatangan tamu dari Kerajaan Sarawak Malaysia yakni Kepala Penasihat Ekonomi Digital Kerajaan Sarawak, Profesor Ir DR Al-Khalid Othman, dan Abdul Qaiyum Alidin dari Startup Borneo, Kamis (31/1/19) sore.
Mereka datang bersama dengan beberapa orang dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Kalimantan Barat, dan perwakilan para penggiat bisnis digital lain seperti My Agro dan Timogah.
Tujuan mereka datang ke Pontianak ingin mengembangan ekonomi digital, networking dan menambah jaringan kerjasama.
Prof Khalid adalah seorang pakar smart city, dan sangat ahli dibidang digital, dimana dia bekerja tentang cara membuat dan membangun smart city itu seperti apa.
“Smart City itu tidak hanya biacara tentang teknologi, hardware dan softwarenya saja tetapi juga kultur budaya dan adat istiadat masyarakat,” ujar Prof Khalid.
Smart city dalam rancangan Prof Khalid tidak hanya mengedepankan teknologi digital tetapi juga memperhatikan kultur adat dan budaya.
“Jika kita bicara soal smart city, kita tidak bisa hanya bicara soal alat nya, tetapi juga menyangkut smart people,” katanya.
Pendiri MyAgro, Urai Tiar Fahrozi yang tergabung dalam HIPMI Kalbar mengatakan tadi pagi, Abdul Qaiyum Alidin mereka undang sebagai pembicara di acara seminar internasional tentang bisnis digital di Universitas Tanjungpura.
“Ternyata Prof. Ir. DR. Al-Khalid Othman juga tertarik, saya undang ternyata dia mau hadir,” ujar Urai.
Usai acara seminar internasional, Urai Tiar Fahrozi mengajak Prof Khalid dan Abdul Qaiyum berkunjung ke kantor Tribun Pontianak.
Tujuan mereka adalah membahas pengembangan bisnis digital.
“Kebanyakan kita sebagai pengguna teknologi digital hanya sebatas bersosial media. Padahal digital itu bisa banyak menyelesaikan masalah,” ujar Urai.
Contohnya kata dia, yang disampaikan Prof Khalid tadi seperti konsultasi kesehatan, dimana dengan digital itu bisa saja orang tidak perlu datang jauh-jauh untuk melakukan konsultasi kesehatan.
Menurutnya Itu hanya contoh kecil, sebenarnya masih banyak lagi, karena seharusnya pada era revolusi industri 4.0 ini pekerjaan bisa dipermudah dengan mesin seperti robot kata dia. “Itu bisa dilakukan dengan aplikasi digital, karena di Pontianak ini contohnya, masih banyak orang yang menggunakan akses digital hanya bermedia sosial saja,” tuturnya.
Urai Tiar Fahrozi menilai di Kalbar, potensi bisnis digital sangat besar sekali, anak-anak Pontianak ini banyak yang berpotensi kata dia, cuma mereka mungkin kalau hanya membuat website, aplikasi dan sebagainya itu gampang sekali.
“Tetapi mereka melupakan satu hal, yakni fundamental bisnisnya. Bagaimana cara meng uangkan aplikasinya, cara menjalankan bisnisnya, itu mereka ini masih kekurangan ilmu disitu,” imbuhnya.
Urai Tiar Fahrozi mengatakan itulah fungsinya dia, bersama HIPMI dan Startup Borneo sedang fokus bagaimana cara transfer teknologi, edukasi, pengetahuan dan lain-lain dari negeri tetangga.
Ia menganggap akses mereka (negara tetangga_red) itu bisa lebih cepat dan tepat sasaran, meskipun dia belum tahu betul di Pontianak seperti apa, yang pasti cara tetangga bisa kita adopsi kata dia.
“Contoh saja di wilayah Serawak Malaysia mereka sering adakan event terkait bisnis digital, kalau di Pontianak hanya sekali saja yang saya tahu beberapa waktu lalu,” imbuhnya.
Kita disini memang agak telat sedikit kata Urai, makanya saya menggandeng kawan-kawan dari Serawak ini untuk membangun sebuah kolaborasi antara Serawak dan Pontianak.
Salah satu yang sangat potensial ingin merka bangun adalah inkubator digital bisnis, sebagai wadah penetas bisnis digital di Pontianak.
“Jadi Prof Khalid ini selain tadi memberikan materi pada acara seminar internasional beliau juga ingin membangun relasi, networking, dan apa saja yang bisa diajak bekerjasama disini,” ungkap Urai.
Ketua Umum BPD HIPMI Kalbar Denia Yuniarti Abdussamad berkomitmen sangat besar untuk memajukan dunia bisnis di Pontianak, dengan cara mensupport pengusaha muda Pontianak untuk melakukan networking dengan para pengusaha dari Sarawak.
Kunjungan kali ini merupakan hasil dari networking yang dijalin dari tahun lalu, dan besar harapan Denia Abdussamad untuk membantu lebih banyak lagi pengusaha muda muncul dari kalangan mahasiswa.
Urai Tiar Fahrozi mengatakan Prof Khalid bukan hanya bicara konsep tetapi sudah masuk eksekusi, makanya besok dia dan Prof Khalid akan bertemu dengan rektor Untan untuk membahas potensi pengembangan digital.
“Nanti di bulan Maret kita targetkan akan ada MoU dengan mereka, dan juga tidak menutup kemungkinan ada kerjasama Goverment to Goverment antara Pontianak dan Serawak,” tutupnya.
[Source: “Kerajaan Sarawak Ingin Kembangkan Ekonomi Digital di Sarawak” published by TRIBUNPONTIANAK.CO.ID]Photo Credits: TRIBUNPONTIANAK.CO.ID